Beranda | Artikel
Arti Fitnah Kehidupan dan KematianPada Doa Sebelum Salam - Syaikh Khalid Al-Mushlih
Selasa, 22 Maret 2022

Arti “Fitnah Kehidupan ” dan “Kematian” Pada Doa Sebelum Salam – Syaikh Khalid Al-Mushlih

PERHATIAN
Maksud kata “FITNAH” di video ini adalah “Ujian” atau “Cobaan”, bukan makna yang lazim berlaku di Indonesia. Kami tetap menggunakan kata “FITNAH”, agar pemirsa memahami makna fitnah sebenarnya dalam syariat Islam. Fitnah juga bermakna “Huru-hara”, “Kekacauan”, dll.

Semoga Allah limpahkan kebaikan untuk Anda. Saudari kita bertanya tentang fitnah kehidupan dan kematian. Apa maksud perkataan ini?

Fitnah kehidupan mencakup semua fitnah dalam kehidupan. Seperti, fitnah harta, fitnah keluarga, dan fitnah pekerjaan. Semua ujian dalam hidup. Fitnah kehidupan adalah semua cobaan yang ada dalam kehidupan. Sehingga mencakup semua cobaan yang dihadapi oleh seorang mukmin dalam hidupnya.

Berlindung kepada Allah dari fitnah kehidupan, artinya, berlindung dari semua yang bisa membuat seseorang keluar dari jalan yang lurus, semua yang bisa membuat seseorang keluar dari jalan ini.

Kata fitnah bisa dimaksudkan “cobaan”, dan bisa juga berarti “penyimpangan dari jalan yang lurus”.

“Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.” (QS. At-Taubah: 49)

Artinya, mereka jatuh ke dalam fitnah, dan ini adalah akibat dari kegagalan padanya.

Jadi, doa:
ALLAAHUMMA INNII A-‘UUDZUBIKA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian,” artinya, berlindung kepada Allah ʿAzza wa Jalla agar tidak menyimpang dari jalan yang lurus di masa hidup, dan tidak keluar dari jalan yang lurus ketika dan setelah mati.

Baiklah, fitnah kematian, apa maksudnya? Fitnah kematian, ada dua pendapat tentang maknanya.

Pendapat pertama, menyatakan bahwa itu terjadi menjelang kematian, yaitu, ketika sakratulmaut, yang menjadi fitnah bagi manusia, karena seseorang akan diuji ketika dia sakratulmaut. Terkadang, setan menggodanya dengan beratnya rasa sakit, seperti kasus seorang lelaki yang kami telah kami ceritakan, sebagaimana yang disebutkan oleh Sahl bin Saad—semoga Allah meridainya— tentang seseorang yang menusuk dirinya sendiri dengan pedang, karena luka yang dia derita, dia merasakan sakit yang sangat hingga “terfitnah” untuk bunuh diri atau yang semisalnya.

Begitu pula, kisah dari Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal, —semoga Allah merahmati dan meridai beliau—bahwa menjelang kematiannya, beliau tak sadarkan diri sejenak atau pingsan. Saat pingsan, orang-orang di sekitarnya mendengar beliau berkata, “Belum! Belum! Belum!” Kemudian, putranya bertanya kepadanya: “Ayahku, aku mendengar Anda berkata, ketika Anda tak sadarkan diri, ‘Belum! Belum! Belum!`”

Beliau berkata, “Anakku, saat itu, setan datang kepadaku di kedua kakiku dan berkata, “Wahai Ahmad, kamu sudah selamat!” … “Wahai Ahmad, kamu sudah selamat!” … Maka aku mengatakan, “Belum!” Maksudnya, sampai sejauh ini, aku belum selamat, “Belum! Belum!” Artinya, keselamatan itu belum didapat, karena nyawa masih di dalam badan, amal belum terhenti! Kami memohon kepada Allah agar menguatkan kita dengan “ucapan yang teguh” di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, kabulkan. Tadi adalah pendapat pertama tentang fitnah… fitnah kematian. Tadi adalah pendapat pertama tentang makna fitnah kematian, bahwa ini adalah ujian yang terjadi menjelang ajal (sakratulmaut).

Adapun pendapat kedua tentang arti fitnah kematian, bahwa ini adalah fitnah yang orang-orang diuji di kuburnya. Sungguh manusia akan diuji di dalam kuburan mereka, seperti mereka diuji dengan fitnah Dajjal.

Sebagaimana telah dikabarkan oleh Nabi ṣallallāhi ‘alaihi wa sallam. “Dajjal adalah keburukan gaib yang dinanti kedatangannya.” (HR. Tirmizi)

Kita memohon kepada Allah agar menjaga kita dari keburukan fitnah Dajjal, dan melindungi kita dari kesesatannya. Ujian dalam kubur sangat mirip dengan fitnah Dajjal. Padahal fitnah terbesar yang pernah mendatangi anak-anak Adam dalam hidup mereka adalah fitnah Dajjal.

Oleh sebab itu, “Tidak ada seorang Nabi pun, kecuali telah memperingatkan umatnya terhadap Dajjal.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Kita tidak berbicara tentang mitos dan takhayul, namun kita berbicara tentang kitab yang tidak bercerita berdasarkan hawa nafsu, yang di dalamnya Allah Ta’ālā berfirman, “Apa yang dibawa Rasul untuk kalian, maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah!” (QS. Al-Hasyr: 7)

Telah ada hadis-hadis yang banyak, dan riwayat-riwayat yang kuat, tentang fitnah ini, bahkan setiap mukmin dalam salatnya (sebelum salam) semestinya berdoa, ALLAAHUMMA INNII A-‘UUDZUBIKA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal.”

Sehingga tidak masuk akal, jika sebagian orang berkata bahwa ini adalah omong kosong, atau ini hanya ilusi, seperti orang yang mengingkari hadis-hadis tentang Dajjal, padahal ini telah disepakati oleh para ulama.

Jadi, yang dimaksud fitnah kematian adalah fitnah yang terjadi di alam kubur, yaitu pertanyaan dua malaikat, yaitu Munkar dan Nakir. Ada riwayat tentang nama mereka, seperti yang disebutkan dalam al-Musnad, dengan sanad “la ba’sa bihi”, bahwa nama mereka adalah Munkar dan Nakir, namun ini bukanlah celaan bagi mereka, namun ini adalah gambaran sifat mereka, karena mereka adalah “dua keburukan”, karena orang yang mereka temui akan mengingkari mereka berdua. Itu sebabnya mereka disebut Munkar dan Nakir.

Jadi, bukan menjadi aib bagi mereka. Artinya, fitnah kematian adalah fitnah yang terjadi di alam kubur. Ketika seseorang didatangi dua malaikat untuk bertanya, “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?”
Inilah fitnah kematian!
Semoga Allah limpahkan kebaikan untuk Anda, Syeikh!

===============================================================================

أَحْسْنَ اللهُ إِلَيْكُمْ إِحْدَى الْأَخَوَاتِ تَسْأَلُ عَنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

مَا الْمَقْصُودُ بِهَذَا الشَّيْءِ؟

فِتْنَةُ الْمَحْيَا يَشْمَلُ كُلَّ فِتْنَةٍ فِي الْحَيَاةِ

الْفِتْنَةُ فِي الْمَالِ وَالْفِتْنَةُ فِي الْأَهْلِ وَالْفِتْنَةُ فِي الْوَظِيفَةِ

كُلُّ اخْتِبَارٍ فِي الْحَيَاةِ

فِتْنَةُ الْمَحْيَا أَيْ اخْتِبَارُ الَّذِي فِي الْحَيَاةِ

فَيَشْمَلُ كُلَّ الْاِختِبَارَاتِ الَّتِي يَمُرُّ بِهَا الْمُؤْمِنُ فِي حَيَاتِهِ

وَالْاِسْتِعَاذَةُ بِالْفِتْنَةِ فِتْنَةِ الْمَحْيَا

يَعْنِي مَا يَكُونُ سَبَبًا لِخُرُوجِهِ عَنِ الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ

مَا يَكُونُ سَبَبًا لِخُرُوجِهِ عَنِ الْجَادَّةِ

فَالْفِتْنَةُ تُطْلَقُ وَيُرَادُ بِهَا الْاِختِبَارُ

وَتُطْلَقُ وَيُرَادُ بِهَا الْاِنْحِرَافُ عَنِ الْجَادَّةِ

أَلَا فِى ٱلْفِتْنَةِ سَقَطُواْ

أَيْ أَنَّهُمْ وَقَعُوا فِي الْفِتْنَةِ وَهُوَ… وَهُوَ نَتِيجَتُهَا… نَتِيجَةُ الْفَشَلِ فِيهَا

فَالْفِتْنَةُ فَقَوْلُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

هُوَ الْاِسْتِعَاذَةُ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنَ الْخُرُوجِ عَنِ الصِّرَاطِ فِي الْحَيَاةِ

وَالْخُرُوجِ عَنِ الصِّرَاطِ فِي الْمَمَاتِ

طَيِّبٌ فِي الْمَمَاتِ مَا الْمُرَادُ بِهِ؟

فِتْنَةُ الْمَمَاتِ قِيلَ فِيهِ قَوْلَانِ

الْقَوْلُ الْأَوَّلُ أَنَّهُ مَا يَكُونُ فِي حَالِ السِّيَاقِ

فِي حَالِ الْاِحْتِضَارِ مِنْ فِتْنَةِ الْإِنْسَانِ

فَإِنَّ الْإِنْسَانَ يُفْتَنُ فِي حَالِ احْتِضَارِهِ

قَدْ يُفْتِنُ يُفْتِنُهُ الشَّيْطَانُ بِشِدَّةِ الْبَلَاءِ

كَحَالِ حَالِ الرَّجُلِ ذَكَرْنَا خَبَرَهُ فِي… فِي

فِي… فِيمَا ذَكَرَهَا سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ

الَّذِي وَضَعَ السَّيْفَ لَمَّا أَخَنَّتْهُ الجِرَاحُ

فَقَدِ اشْتَدَّ عَلَيْهِ الْأَلَمُ يُفْتَنُ بِأَنْ يَقْتُلَ نَفْسَهُ وَمَا أَشْبَهَ ذَلِكَ

وَمِنْهُ مَا جَاءَ فِي الْخَبَرِ عَنْ عَبْدِ الله… أَبِي عَبْدِ اللهِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ

رَحِمَهُ اللهُ وَرَضِيَ عَنْهُ أَنَّهُ فِي سِيَاقِ الْمَوْتِ

أَغْفَى إِغْفَاءَةً أَوْ أُغْمِيَ عَلَيْهِ

غُشِّيَ عَلَيْهِ فَسَمِعَهُ مَنْ حَضَرَهُ يَقُولُ

لَا بَعْدُ لَا بَعْدُ لَا بَعْدُ

فَقَالَ لَهُ ابْنُهُ: يَا أَبَتِي سَمِعْتُكَ تَقُولُ

وَأَنْتَ فِي تِلْكَ الْحَالِ: لَا بَعْدُ لَا بَعْدُ لَا بَعْدُ

قَالَ: يَا بُنَيَّ إِنَّ الشَّيْطَانَ عَرَضَ عَلَيَّ عِنْدَ عَرَضَ لِي

عِنْدَ قَدَمَيَّ فَقَالَ: نَجَوْتَ يَا أَحْمَدُ

نَجَوْتَ يَا أَحْمَدُ

فَكُنْتُ أَقُولُ: لَا بَعْدُ

يَعْنِي إِلَى الْآنَ لَمْ أَحْصُلِ النَّجَاةَ

لَا بَعْدُ لَا بَعْدُ

يَعْنِي لَمْ تَحْصُلِ النَّجَاةُ بَعْدُ لِأَنَّ الرُّوْحَ مَا زَالَ فِي الْجَسَدِ

لَمْ يَنْقَطِعِ الْعَمَلُ نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يُثَبِّتَنَا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ

فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

اللَّهُمَّ آمِين

فَهَذَا الْقَوْلُ الْأَوَّلُ فِي فِتْنَةِ الْمَحْيَا… فِتْنَةِ الْمَمَاتِ

هَذَا الْقَوْلُ الْأَوَّلُ فِي فِتْنَةِ الْمَمَاتِ

أَنَّهَا الْاِختِبَارُ الَّذِي يَكُونُ فِي سِيَاقِ الْمَوْتِ

وَالْقَوْلُ الثَّانِي أَنَّ فِتْنَةَ الْمَمَاتِ

هِيَ الْفِتْنَةُ الَّتِي يُفْتَنُ فِيهَا النَّاسُ فِي قُبُورِهِمْ

فَإِنَّ النَّاسَ يُفْتَنُونَ فِي قُبُورِهِمْ

قَرِيبًا مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

وَالدَّجَّالُ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ

نَسْأَلُ اللهَ أَنْ يَقِيَنَا شَرَّ فِتْنَتِهِ

وَأَنْ يُعِيذَنَا مِنْ إِضْلَالِهِ

وَمَا فِي الْقَبْرِ قَرِيبٌ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

وَأَعْظَمُ الْفِتْنَةِ تَطْرُقُ بَنِي آدَمَ فِي حَيَاتِهِمْ

هِيَ فِتْنَةُ الدَّجَّالِ

لِذَلِكَ: مَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ الدَّجَّالَ

وَنَحْنُ لَا نَتَكَلَّمُ عَنْ خُرَافَاتٍ وَخَزَعْبَلَاتٍ

نَتَكَلَّمُ عَنْ كِتَابٍ لَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى

قَالَ فِيهِ اللهُ تَعَالَى: وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ

وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

وَقَدْ تَوَافَرَتِ الْأَحَادِيثُ وَتَضَافَرَتْ فِي الْخَبَرِ

عَنْ هَذِهِ الْفِتْنَةِ بَلْ كُلُّ مُؤْمِنٍ يَقُولُ فِي صَلَاتِهِ

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذَ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَالِ

مَا مَعْقُولٌ أَنْ يَكُونَ هَذَا خَرَابِيطَ كَمَا يَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ

أَوْ أَنَّ هَذَا إِيهَامٌ كَالَّذِينَ يُنْكِرُونَ الْخَبَرَ الْوَارِدَ فِي شَأْنِ الدَّجَّالِ

فَقَدْ أَجْمَعَ عَلَيْهِ عُلَمَاءُ الْأُمَّةِ

الْمَقْصُودُ أَنَّهُ فِتْنَةُ الْمَمَاتِ هِيَ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَكُونُ فِي الْقَبْرِ

وَهِيَ سُؤَالُ مُنْكَرٍ وَنَكِيرٍ سُؤَالُ الْمَلَكَيْنِ

وَقِيلَ فِي اسْمَيْهِمَا كَمَا جَاءَ فِي الْمُسْنَدِ

بِإِسْنَادٍ لَا بَأْسَ بِهِ

أَنَّ اسْمَيْهِمَا مُنْكَرٌ وَنَكِيرٌ وَهَذَا لَيْسَ… يَعْنِي لَيْسَ تَنَقُّصًا لَهُمَا

بَلْ هَذَا تَوْصِيفٌ لِحَالِهِمَا

فَإِنَّهُمَا مُنْكَرَانِ وَبِالنِّسْبَةِ لِمَنْ يَأْتِيَانِ إِلَيْهِ يُنْكِرُهُمَا

فَلِذَلِكَ سُمِّيَا مُنْكَرٌ وَنَكِيْرٌ

وَلَيْسَ عَلَى وَجْهِ التَّنَقُّصِ لَهُمَا

الْمَقْصُودُ أَنَّ فِتْنَةَ الْمَمَاتِ هِيَ الْفِتْنَةُ الَّتِي تَكُونُ فِي الْقَبْرِ

فَإِذَا كَانَ الْإِنْسَانُ… أَتَاهُ مَلَكَانِ يَسْأَلَانِ

مَنْ رَبُّكَ؟ مَا دِينُكَ؟ مَنْ نَبِيُّكَ؟

وَهَذَا مِنْ فِتْنَةِ الْمَمَاتِ

أَحْسْنَ اللهُ إِلَيْكَ شَيْخُ

 

 


Artikel asli: https://nasehat.net/arti-fitnah-kehidupan-dan-kematian-pada-doa-sebelum-salam-syaikh-khalid-al-mushlih/